Artikel

TB atau TBC adalah penyakit radang pada paru - paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penyebaran TB dapat terjadi  melalui udara dan merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia.

Pelajari dan Waspadai penyakit TB

06 May 2019

Penyakit TB atau TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberculosis. Ditemukan pertama kali pada 1882, atau 130 tahun lalu oleh Robert Koch. Namun TB sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan dunia, termasuk Indonesia, yang menempati urutan ketiga di dunia dengan jumlah kasus baru 842 ribu per tahunnya, China di posisi kedua sebanyak 889 ribu kasus dan urutan pertama adalah India dengan 2,74 juta kasus, sehingga kemungkinan penduduk Indonesia untuk terpapar dengan kuman TB sangat besar, tidak memandang status ekonomi, suku, agama atau ras apapun.


Proses penyebaran kuman TB terjadi melalui udara, saat pasien batuk atau bersin (dan mengeluarkan percikan dahak), kemudian terhirup oleh orang lain. Proses penularan terhadap orang lain sangat ditentukan dari banyaknya kuman yang keluar dari penderita.
Karena itu, sangat penting bagi kita mengetahui etika batuk, sehingga dapat mencegah penularan kepada orang lain, seperti menggunakan masker serta menutup mulut dengan lengan saat batuk dan bersin.
Kewaspadaan diri juga penting dengan menjaga pola hidup yang sehat juga bebas rokok dan memeriksakan diri apabila terdapat gejala-gejala diantaranya; batuk lebih dari 2 minggu disertai penurunan nafsu makan, demam, keringat malam dan kontak terhadap penderita TB.


Penyakit TB atau TBC adalah suatu penyakit yang memiliki kekhususan, dimana proses pengobatannya terdiri atas kombinasi beberapa jenis obat dalam jumlah dan dosis serta waktu tertentu, selama 6-9 bulan. Melalui proses pengobatan yang benar sesuai dengan anjuran dokter, pasien TB dapat disembuhkan. Sebaliknya apabila tidak tepat dosis dan waktu minum obat, dapat menimbulkan kekebalan kuman TB terhadap obat sehingga akan merugikan penderita TB itu sendiri dimana waktu pengobatan akan diperpanjang dan jumlah obat diperbanyak. Selain itu penolakan minum obat TB oleh penderita akan menyebabkan penyebaran kuman ke lingkungan sekitar termasuk lingkungan keluarga, juga pada akhirnya dapat menimbulkan kematian. Sehingga, ada baiknya stigma atau sudut pandang yang mengasingkan penderita TB, dapat disingkirkan karena dukungan kita semua akan membantu kesembuhan penderita, membatasi serta mengurangi penularan kuman TB serta ikut serta dalam program pemerintah untuk Indonesia Bebas TB tahun 2050.

 

Jika anda memerlukan bantuan konsultasi ataupun perotolongan mengenai penyakit TB, jangan ragu untuk datang dan berkonsultasi dengan ke klinik Paru RS Royal Surabaya kami untuk memperoleh penanganan yang tepat.

 

(Narasumber : dr. Olivia Benedick Sri Rafael Panggabean, Sp.P, dokter spesialis klinik Paru RS Royal Surabaya)

Komentar